Minggu, 31 Mei 2009

Kok Kamu Gitu, sih ?

Ungkapan seperti di atas kerap sekali kita dengar saat kita berinteraksi dengan individu lain. Bahkan tak jarang pernyataan itu keluar dari orang terdekat kita katankanlah istri / suami / teman tapi dekat/ atau lainnya yang notabene sudah mengenal pribadi kita lebih dari cukup jika berpatokan waktu. Dan tak jarang juga pernyataan sepele tersebut mampu menjadi peregang keeratan hubungan antara individu tersebut.

Jika saja pernyataan itu sehubungan dengan hal yang munkar atau melawan tatanan mungkin sangat relevan karena kita memang dianjurkan untuk selalu mengingatkan soal kebajikan dan mencegah keburukan. Tapi yang menyedihkan jika komentar tersebut hanya karena kecenderungan hati kita yang merasa orang lain bersikap tidak sesuai dengan apa mau kita. Atau dalam kata lain kalau tidak sama dengan kita orang tersebut berarti nggak ‘nge-friend’ dan istilah lain yang sebangsanya. Ini yang repot.

Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi bersama suaminya mengajak kita untuk memahami orang lain dengan terlebih dulu memahami diri kita sendiri. Saya hanya menukil dari buku, namun jika Anda ingin lebih dalam diskusi dari sisi ilmu psikologi silahkan kunjungi klinik rekan saya. Beliau pakarnya.

Peng-kategorian profil kepribadian sangat beragam, namun jika kita merujuk pada buku Littauer tersebut, kepribadian dibagi dalam empat kelompok kepribadian yaitu Sanguini
s yang populer , Melankolis si sempurna , Koleris yang kuat kemauan , Phlegmatis cenderung damai , nrimo ing pandum. Masing – masing kategori mempunai kekuatan dan kelemahan yang saling mengisi sehingga dunia ini ramai tidak monoton.

Saya sendiri berpendapat kita perlu mengenal kepribadian orang lain agar kita bisa berinteraksi secara luwes. Sehingga komentar seperti judul di atas bisa kita manage dan minimize, apalagi jika dalam kehidupan sehari – hari intensitas relationship kita tinggi.

Coba kita ingat, sejam – sehari – seminggu yang lalu apakah kita pernah mengeluarkan pernyataan semacam itu kepada orang lain? Terus apa motivasi Anda saat mengatakan hal tersebut? Anda berpikir dari sisi Anda atau dari sisi lain ?.

Dunia ini memang indah dalam perbedaan, namun berusaha selalu menjadi orang lain juga sangat menyiksa bathin. Terus gimana , ya alangkah baiknya jika dua individu itu saling mengerti dan memahami , apalagi kalau individu tersebut sangat dekat secara emosional tentulah disayangkan jika harus retak hanya karena tidak mau tahu.

Manusia diciptakan dalam berbagai ras, suku , dan bangsa agar manusia saling mengenal.


14 komentar:

  1. gue melankolis. kata temen se kos gue seh. katanya gue gampang mengharu biru, apalagi kalau habis di tabok bukan biru lagi, tapi bonyok. hehehehehehehee

    BalasHapus
  2. @faizz : sama dong, aku juga melankolis...itu kata orang yg pakar saat aku mengikuti awareness relationship yang dilaksanakan oleh rekan kerjaku sendiri... tapi asyik lho ....

    BalasHapus
  3. kalo aku tipe apa yach? *mikir.com*
    Intinya harus saling menghargai dan berusaha untuk memahami orang lain. Nice post !

    BalasHapus
  4. @lala: betul sekali ,Mbak.. semuanya akan bermuara ke arah itu "saling menghargai dan memahami"

    BalasHapus
  5. Aku sih melankolis plegmatis....ras baru...

    BalasHapus
  6. Aku masuknya apa ya...hehehhhhe...apapun typenya semoga selalu menjalani rel yang benar ya...

    BalasHapus
  7. Setuju, kita perlu memahami diri sendiri. Bahkan banyak yang mengungkapkan bahwa musuh terbesar dalam hidup kita adalah diri sendiri.

    BalasHapus
  8. @RTP : kombinasi seperti itu bisa saja lho , wong kategori itu juga cuma guidance saja,pastina juga embuh gimana...

    @buwel : siip , rel yg benari itu yg penting

    @Mufti : memang mengalahkan diri sendiri luar biasa berat

    BalasHapus
  9. dalam suatu hubungan menurutku yg di cari bukanlah persamaan karena tiap manusia tentu memiliki sifat yg berbeda
    tapi bukan berarti perbedaan itu semakin menjarakkan hubungan
    justru sebaliknya berusaha memperkecil perbedaan agar tdk terlalu ketara.

    BalasHapus
  10. aku pernah test kayak gitu..hasilnya sih phlegmatis..ya ada benernya juga..gw emang cinta damai, ga suka namanya ribut2,,n menerima apa adanya...tapi ga tau juga penilaian orang macem2...

    BalasHapus
  11. keberagaman yang kita miliki membuat kita harus lebih mengenal tipe serta ras dari mana sahabat kita ini sehingga kita dapat lebih mengerti dia serta tidak terjadi salah paham dari setiap ungkapan yang dia katakan.

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus