Krisis global telah menghantam semua sendi kehidupan manusia. Seluruh negara dengan skala masing – masing merasakan dampak ketidak stabilan model perekonomian saat ini yang banyak dianut oleh warga dunia.
Banyak pakar ekonomi memberi nasehat agar kita bersiap menghadapi krisis dengan berbagai cara . Salah satu contoh kita dinasehati untuk hati hati saat berinvestasi atau lebih baik pegang uang cash saja, dan lain – lain. Itu untuk yang punya uang , jika kita tidak punya uang terus bagaimana …?
Persiapan secara materi memang perlu , karena itu bagian dari ihtiar. Ihtiar memang harus maksimal , namun untuk berhasil atau tidak sama sekali bukan urusan manusia. Hal ini para alim menyebutnya dengan tawakal. Tawakal inilah yang jarang sekali dibahas oleh pakar jika bicara masalah krisis global.
Krisis ini bagi sebagian banyak adalah hambatan , tapi sebenarnya juga menyimpan peluang. Kita sebagai bangsa justru mempunyai momentum untuk bangkit terbebas dari dikte dan kontrol bangsa yang mengaku lebih maju.
Jadi …? Krisis ini sebagi pemicu kita untuk bisa lebih mandiri. Sebagai bangsa yang besar dengan potensi berlimpah tak seharusnya kita terseret arus ekonomi yang tidak stabil. Jumlah penduduk Indonesia besar cukup potensial untuk pangsa pasar sebuah produk, juga modal tenaga kerja yang banyak. Kekayaan alamnya berlimpah ,lautnya luas dengan isinya beraneka sumber kehidupan.
Jika saja potensi diatas diolah dan dikembangkan dengan asas manfaat , tentunya kita tak perlu kawatir soal krisi global. Bayangkan jika saja kekayaan alam diolah untuk pemenuhan rakyat dalam negeri sehingga menghasilkan berbagai barang industri dan dipasarkan untuk rakyat.
Tapi saat ini semua kekayaan alam diolah dengan asas keuntungan ( profit oriented ) sehingga semua usaha harus menghasilkan keuntungan sebesar – besarnya . Bahkan terkadang keuntungannya karena hasil dari penderitaan orang lain. Tak peduli bagaimana perasaan orang lain yang penting kita untung besar.
Momentum 100 tahun kebangkitan nasional seharusnya kita buat bukti konkrit tidak sekedar wacana. Entaskan Indonesia dari krisis dengan mandiri dan pemanfaatan kekayaan alam berasas manfaat sesuai amanat undang – undang.
Jumat, 06 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Indonesia adalah negeri yang kaya raya dengan sumber daya alamnya. Namun kekeyaan sumber daya alam itu tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan rakyatnya. Sungguh sangat ironis sekali.
BalasHapusSemoga badai krisis ini segera dapat berlalu. Saya sering miris kalo mbaca berita dikoran bakal ada PHK besar2an lagi kalo situasi krisis global ini tidak segera teratasi. Lagi2 rakyat kecil yang jadi korbannya kan...
BalasHapus@Mbak Dee & Mas Nggunem : iya nih ..kita belum mampu memanfaatkan semua sumber daya, padahal orang luar begitu iri melihat kondisi kita yg berlimpah sumber daya...
BalasHapusBtw,
wah .. guyup banget, berkunjungnya sama - sama
salut dan selamat berkarya
Dimana ada kemauan disitu ada Jalan
BalasHapusNegeri Indonesia kalo ga ada koruptor pasti badai krisis ga akan berpengaruh, kapan yah koruptor akan insyaf dan mengembalikan uang haramnya ke rakyat Indonesia ?
BalasHapusmoga badai krisis akan berlalu ...
BalasHapusSIbuk mas...ko lama g beredar di blogsphere....
BalasHapus@Pulsa999 : wah rame nih bursa pulsanya...
BalasHapus@Risti : saya setuju ... apa yg tidak ada dinegeri ini .. ? penduduk banyak , alam kaya tapi masih seperti ini
@Mbak Ely : amin ...semoga badai cepat berlalu
@Mas Awal : iya nih sedikit sibuk ... halaman Anda sekarang kalau dibuka agak berat ya...ma'af jadi blm tinggalkan jejak di blog Anda ..