Selasa, 10 Maret 2009

Mereka Telah Memberi Bukti, Bukan Janji

Bulan – bulan menjelang pesta demokrasi mungkin paling banyak kita jumpai tebaran pesona janji, baik melalui media tv , poster dan banyak lagi media yang digunakan. Ah....saya sedang tidak akan menulis soal pesta tersebut, tapi saya ingin menulis beberapa pengalaman pribadi yang melukiskan individu – individu yang tidak bergeming untuk memiliki pada sesuatu yang bukan menjadi haknya malah berusaha mencari siapa pemilik hak dari barang atau sesuatu tersebut.

Secara materi mungkin nilainya kecil, tapi niat baik dan ikhlasnya besar dan semoga Yang Maha Kuasa mencatat sebagai amal baik. Untuk menjaga ketulusan hati individu tersebut , maka nama dan tempat ditulis tidak secara detail.

Barang itu masih ada setelah sebulan
Saat itu di suatu departement store di kawasan jalan RS Fatmawati, Jakarta Selatan, saya membeli bor tangan portable. Setelah membayar dikasir kamipun bergegas meninggalkan lokasi belanja tersebut . Setelah malam kami baru sadar ternyata barang tersebut tidak ada, dan tidak yakin apakah tertinggal di mall atau di taksi. Akhirnya kami menganggap barang tersebut telah hilang.

Kami memang belum mencari kembali ke tempat membeli karena saya harus berangkat ke Mataram, sedang ‘permaisuriku’ dan anak – anak pergi ke Jogja.

Kurang lebih sebulan kemudian , saat kami berkunjung ke Jakarta secara iseng ‘permaisuriku’ membawa bukti struk belanja dan menanyakan apakah ada barang tertinggal di sini sebulan lalu. Ternyata ... bor tangan merk Makita tersebut masih duduk manis di rak kasir, dan diserahkan kepada kami dalam bungkusan yang juga masih rapi.

Mbak kasir, terima kasih yaa... dan bagi pengelola mall, semoga mall Anda tambah ramai.

Pak, ini uang Anda !
Kejadian berikut terjadi saat selesai transaksi di ATM di kota kami tinggal. Setelah dari mesin ATM kami jalan – jalan ke pertokoan. Sekitar lima sampai sepuluh menit kemudian ada seorang pemuda berambut gondrong mengejar kami.
“Pak, Bapak habis dari ATM?” sapanya
“ Betul” jawabku sambil selidik apa maksud pertanyaannya
“ Berarti ini uang Bapak” lanjutnya sambil menunjukkan beberapa lembar
“ Bukan, uangku ada kok” jawabku sambil terus melangkah
“Saya menemukan di mesin ATM, coba hitung uang Bapak” nggak mau kalah dia

Setelah dihitung, benar ada kurang jumlahnya dan pemuda itu menyerahkan kepada kami sambil sekali lagi meyakinkan bahwa uang tersebut ditemukan di meja ATM.

Mas...terima kasih, dan ma’afkan kami karena tadinya kami berprasangka tidak baik. Biasalah modus operandi menggunakan ATM kan masih marak. Semoga Alloh S.W.T. membalas amal baik saudara amin ....

Dompet hilang masih nggak sadar
Kejadian ini terjadi beberapa hari lalu. Saat itu saya selesai dari tempat pencucian kendaraan kemudian istirahat tidur siang. Hampir setengah empat sore ada dua orang bertamu sambil membawa KTP dan menanyakan apakah betul itu KTP saya. Ternyata betul, tapi darimana Anda mendapatkan KTP tersebut ? tanyaku.

Dengan lembut dia sampaikan tolong Bapak periksa apakah Bapak kehilangan dompet ? pintanya. Astagfirulloh.... dua buah dompetku ternyata tidak ada di tempat. Kujelaskan isinya dua buah SIM, STNK , kartu ATM,KTP dan sejumlah uang, dan mereka meng-iyakan.

Mereka mengaku menemukan di bawah bangku tempat duduk di pencucian kendaraan. Dengan meminjam sebuah sepeda motor mereka berusaha mencari alamat sesuai KTP. Setelah sempat berputar – putar karena memang belum pernah datang ke daerah tempat tinggal saya akhirnya ketemu juga kediaman sang empunya sesuai alamat KTP.

Tanpa mengurangi rasa hormatku pada mereka, saya berpikir bahwa mereka ( berumur sekitar 19 – 25 tahun ) juga sangat mebutuhkan uang.Tapi dua buah dompet tersebut masih utuh bahkan mereka rela bersusah payah mengembalikan.

Tidak cukup hanya berterima kasih, hatiku deg-degan terus hingga sore hari, pelajaran apa yang mereka berikan kepada saya ? Hingga saya merasa perlu datang lagi di sore harinya ke tempat di mana dompet tersebut ditemukan hanya sekedar bersapa dengan mereka serta memandang wajah mereka yang seakan lebih putih dari hatinya walaupun kesehariannya menghadapi tekanan hidup yang keras.

Saudaraku ...terima kasih, walaupun kita butuh dan kurang ternyata tidak harus menghalalkan segala cara. Semoga rahmat Yang Kuasa selalu tercurah kepada kita ..amin...

3 komentar:

  1. pelajaran yang sungguh sangat berharga, dapat dijadikan contoh buat orang2 narsis yang pasang foto gede2 dipinggir jalan dengan senyum dan janji2 palsu mereka...

    BalasHapus
  2. Masih ada orang jujur diantara orang2 yang tidak jujur. Kita memang cenderung berprasangka buruk kepada mereka yang jujur dan bermaksud baik. Hmm, seperti acara TV "minta tolong" itu lho mas...

    BalasHapus
  3. @Mas Nggunem: Setuju Mas, bukti lebih kita butuhkan dari pada janji terutama kalau lagi ngomongin soal wakil2an ...

    @Mas Mufti: Mencari kejujuran saat ini memang sulit sehingga asumsi pertama kita seakan 'nipu apa lagi nih orang ... '

    BalasHapus